Pesawaran – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Pesawaran terus menggelorakan nilai gotong royong sebagai bagian penting pembangunan desa. Salah satunya melalui Lomba Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) yang rutin digelar setiap tahun.
Penyelenggaraan BBGRM berlandaskan Permendagri Nomor 42 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan BBGRM. Tujuannya, melestarikan nilai gotong royong sebagai budaya bangsa sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa dan kelurahan.
Pada peringatan HUT RI ke-80, Minggu (17/8/2025), Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona menyerahkan penghargaan kepada desa pemenang lomba BBGRM. Tahun ini, juara pertama diraih Desa Gunung Sari, Kecamatan Way Khilau, disusul Desa Sukaraja, Kecamatan Gedong Tataan sebagai juara dua, dan Desa Kalirejo, Kecamatan Way Ratai di posisi ketiga. Masing-masing menerima piala, piagam, dan uang pembinaan.
Kepala Dinas PMD Pesawaran, Drs. Nur Asikin, MIP., menegaskan bahwa BBGRM bukan sekadar lomba, tetapi juga sarana memperkuat peran masyarakat dalam pembangunan.
“Penilaian meliputi aspek kemasyarakatan, ekonomi, sosial-budaya, agama, lingkungan, serta inovasi teknologi tepat guna. Semua ini bertujuan menjadikan gotong royong sebagai kekuatan desa dalam pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.
Setiap desa pemenang menampilkan program unggulan berbasis swadaya masyarakat. Desa Gunung Sari unggul dengan program bedah rumah bagi warga kurang mampu serta inovasi pupuk organik cair. Desa Sukaraja mengedepankan pembangunan talud dan pengolahan pupuk kompos. Sementara Desa Kalirejo menghadirkan pembangunan gorong-gorong, rabat beton, dan inovasi pangan berupa keripik bonggol pisang.
Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pembinaan Kemasyarakatan Dinas PMD Pesawaran, Eri Pribadi Putra, SE., menambahkan, penilaian tahun ini cukup ketat.
“Tahun ini tim penilai cukup kesulitan menentukan pemenang, karena setiap desa memiliki inovasi dan semangat gotong royong yang luar biasa,” ungkapnya.
Melalui BBGRM, Dinas PMD Pesawaran meneguhkan komitmen menjaga nilai gotong royong sebagai gaya hidup pembangunan desa yang sejalan dengan visi Asta Cita dan cita-cita Indonesia Emas 2045.






