OGAN KOMERING ILIR, 24 September 2025 – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang pemerintah sebagai upaya meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan anak sekolah, kini justru menuai sorotan tajam di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Dalam kurun waktu September 2025, dua peristiwa mencuat ke permukaan: dugaan keracunan massal dan temuan ulat belatung dalam menu MBG.
Kasus Pertama: Puluhan Siswa Keracunan di Pedamaran
Pada Selasa, 2 September 2025, puluhan siswa dari SDN 5, SDN 4, dan SMPN 1 Pedamaran mengalami gejala keracunan usai menyantap menu MBG. Gejala yang muncul mulai dari mual, muntah, pusing, hingga sakit perut. Sejumlah siswa terpaksa dilarikan ke Puskesmas Pedamaran untuk mendapat penanganan medis.
Hingga kini, jumlah pasti korban masih didata, sementara pihak Dinas Kesehatan OKI belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait penyebab keracunan massal tersebut.
Kasus Kedua: Ulat Belatung di SDN 8 Kayuagung
Belum usai kasus keracunan, publik kembali dikejutkan oleh video viral seorang siswi SDN 8 Kayuagung bernama Salsabila, yang menemukan ulat belatung di menu MBG pada Selasa, 23 September 2025. Dari 16 paket makanan di kelasnya, 13 ditemukan ulat pada olahan telur saus tomat. Temuan ini bahkan juga terjadi di kelas lain di sekolah tersebut.
Beruntung, makanan sempat dikembalikan ke pihak catering sebelum dikonsumsi siswa. Kepala SDN 8 Kayuagung, Tristaminah S.Pd, menegaskan bahwa tidak ada korban dari kejadian ini.
Respons dan Pertanyaan Publik
Kepala SPPG Kayuagung, Bramjaya, memastikan akan menyelidiki kasus temuan ulat belatung dan menindak tegas penyedia makanan jika terbukti lalai. Namun, hingga kini, publik masih menunggu transparansi dan langkah nyata dari Satgas MBG, Dinas Pendidikan, maupun Dinas Kesehatan OKI.
Fenomena beruntunnya masalah dalam program MBG menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua. Alih-alih menyehatkan, MBG justru dianggap mengancam keselamatan siswa bila pengawasan mutu dan kebersihan makanan tidak diperketat.
Program Berniat Baik, Tapi Minim Pengawasan
MBG sejatinya merupakan program unggulan pemerintah untuk memastikan anak sekolah mendapat asupan gizi seimbang. Namun di lapangan, kualitas bahan pangan, higienitas dapur penyedia, serta mekanisme pengawasan distribusi dinilai masih lemah.
Masyarakat kini menuntut agar Pemkab OKI melakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari standar pengadaan, proses distribusi, hingga sanksi tegas terhadap penyedia makanan yang lalai, demi menjaga kepercayaan publik terhadap program yang sesungguhnya sangat dibutuhkan siswa. (Aprison)






