Jakarta – Bidang usaha yang disarankan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih untuk memulai usaha di sektor pupuk dan gas elpiji. Dua bidang usaha tersebut dinilai sebagai sektor paling aman, karena kebutuhan masyarakat yang stabil sekaligus memiliki pasar jelas.
Dimana disebabkan pupuk dan gas merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari warga. Pupuk menjadi bagian penting dalam mendukung produksi pertanian, sedangkan gas elpiji menjadi kebutuhan utama rumah tangga.

Pupuk dan gas kan sangat dibutuhkan masyarakat sehari-hari. Ini bisa menjadi pondasi usaha yang kokoh untuk keberlangsungan koperasi, Rabu (13/8/2025).
Analisis ROI dan BEP
Kajian independen menunjukkan kedua sektor ini memberikan peluang keuntungan menarik bagi koperasi desa.
Bisnis Pupuk
Modal Awal: Rp 22,5 juta
Laba Bersih / Tahun: Rp 13,05 juta
ROI: 58% per tahun
Break Even Point (BEP): 21 bulan
Jika dikembangkan ke sektor pupuk organik lokal, peluang keuntungan jauh lebih besar. Dengan modal Rp 10 juta, koperasi bisa meraih ROI hingga 96% per tahun dengan BEP hanya 12 bulan.
Bisnis Gas Elpiji 3 Kg
Modal Awal: Rp 15 juta
Laba Bersih / Tahun: Rp 9 juta
ROI: 60% per tahun
Break Even Point (BEP): 20 bulan
Prospek Nasional
Pemerintah pusat juga mendukung langkah Kopdes Merah Putih untuk terjun di sektor strategis ini. Bahkan, Kementerian Pertanian sebelumnya menyatakan koperasi desa dapat difungsikan sebagai pangkalan elpiji dan penyalur pupuk subsidi, agar distribusi lebih efisien dan tepat sasaran.
Secara nasional, kebutuhan pupuk dan gas rumah tangga diproyeksikan terus meningkat seiring pertumbuhan sektor pertanian dan jumlah rumah tangga pengguna elpiji. Dengan masuk ke dua sektor ini, koperasi desa bukan hanya memperkuat ekonomi anggotanya, tetapi juga mampu berkontribusi pada stabilisasi harga di tingkat masyarakat.
Dengan ROI tinggi dan BEP relatif cepat, bisnis pupuk dan gas menjadi sektor strategis yang layak digarap koperasi desa. Kombinasi keduanya memberikan stabilitas usaha sekaligus peluang pertumbuhan jangka panjang, sehingga Kopdes Merah Putih berpotensi menjadi model pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis kebutuhan dasar masyarakat.






