Jakarta, 18 Agustus 2025 – Pemerintah Republik Indonesia menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui penyediaan gizi yang merata bagi seluruh anak bangsa. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2026, pemerintah mengalokasikan Rp 335 triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Alokasi ini merupakan bagian dari total anggaran pendidikan sebesar Rp 757,8 triliun, di mana 44 persen diantaranya diperuntukkan bagi pelaksanaan MBG secara nasional.
MBG sebagai Investasi Masa Depan Bangsa
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menekankan bahwa program MBG bukan sekadar bantuan pangan, tetapi merupakan investasi jangka panjang dalam pembangunan manusia Indonesia.
“Anak-anak yang sehat, ibu hamil yang bergizi baik, serta balita yang terpenuhi kebutuhan nutrisinya akan menjadi generasi unggul yang membawa Indonesia maju. Program MBG adalah fondasi untuk membangun masa depan bangsa,” ujar Presiden Prabowo.
Rincian Program MBG 2026
-
Total Anggaran: Rp 335 triliun
-
Penerima Manfaat: 82,9 juta orang (siswa, ibu hamil, dan balita)
-
Fasilitas: Pembangunan 30.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh pelosok negeri
-
Manfaat Ekonomi: Memberdayakan petani, nelayan, peternak, UMKM, serta membuka ratusan ribu lapangan kerja baru
Bukti Ilmiah Mendukung MBG
Sejumlah studi internasional mendukung efektivitas program makan bergizi gratis:
-
Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics (2023) melaporkan bahwa anak-anak yang menerima makanan gratis memiliki peluang lebih tinggi untuk mencapai ketahanan pangan serta kondisi kesehatan yang lebih baik.
-
Brookings Institution (2021) menemukan bahwa program makan gratis di sekolah berdampak pada peningkatan kinerja akademik siswa serta konsentrasi belajar.
“Dalam jangka panjang, program ini juga dapat berdampak positif pada produktivitas tenaga kerja. Jika dalam konteks penanganan stunting, saya kira dampaknya masih perlu dikaji lebih lanjut. Pencegahan stunting harus dimulai sejak usia dini, yaitu sebelum usia lima tahun atau pada golden age of children,” jelas salah satu pakar gizi masyarakat.
Dampak bagi Pendidikan dan Perekonomian Nasional
Program MBG diharapkan tidak hanya meningkatkan kesehatan dan konsentrasi belajar siswa, tetapi juga memperkuat perekonomian daerah dengan melibatkan rantai pasok pangan lokal.
“Dengan adanya MBG, kita bisa memastikan tidak ada anak Indonesia yang berangkat sekolah dalam keadaan lapar. Program ini juga akan menggerakkan ekonomi rakyat, karena bahan pangan akan disuplai langsung dari petani, peternak, dan nelayan lokal,” jelas Menteri Keuangan.
Tanggapan dan Perhatian Publik
Meski mendapatkan apresiasi luas, beberapa pihak menyoroti besarnya porsi anggaran MBG terhadap keseluruhan belanja pendidikan. Pemerintah menegaskan bahwa alokasi ini tetap sejalan dengan prioritas nasional dalam memperkuat pembangunan manusia dan pendidikan berkualitas.
Komitmen Pemerintah
Pemerintah berkomitmen memastikan pelaksanaan MBG berjalan transparan, akuntabel, dan tepat sasaran sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat di seluruh pelosok tanah air.






