Bandar Lampung — (22 Oktober 2025) Proyek pembangunan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) Universitas Lampung, yang digadang menjadi rumah sakit pendidikan modern pertama di provinsi ini, kini berada di bawah sorotan tajam Ikatan Media Online (IMO) Indonesia Provinsi Lampung.
Dari hasil penelusuran dan analisis teknis yang dilakukan IMO Lampung, ditemukan bahwa progres fisik proyek baru mencapai 74 persen hingga Oktober 2025, sementara target penyelesaian penuh ditetapkan untuk Maret 2026 — menyisakan waktu kurang dari lima bulan dengan pekerjaan teknis dan pengadaan alat kesehatan utama yang masih cukup berat.
“Fakta di lapangan menunjukkan ritme pekerjaan masih di bawah kebutuhan percepatan. Jika tidak dilakukan langkah luar biasa mulai November ini, target Maret 2026 nyaris mustahil tercapai,” ujar Ketua IMO Lampung Agung, dalam pernyataan resmi yang diterima redaksi.
Temuan Kunci: Ritme Lambat, Risiko Tertunda
Berdasarkan simulasi progres proyek, IMO Lampung memaparkan tiga skenario penyelesaian yang menggambarkan kondisi riil di lapangan:
Skenario | Kecepatan Pekerjaan | Estimasi Selesai | Status Target |
---|---|---|---|
Tanpa percepatan | 3,4%/bulan | Juni 2026 | ❌ Tidak tercapai |
Percepatan ringan | 4,5%/bulan | April 2026 | ⚠️ Terlambat ±1 bulan |
Percepatan penuh | 6,0%/bulan | Maret 2026 | ✅ Tepat waktu |
Dari hasil perhitungan tersebut, IMO Lampung menilai proyek memerlukan peningkatan produktivitas kerja sebesar 53 persen dibandingkan ritme normal agar target Maret 2026 bisa tercapai.
“Tantangan utama bukan pada pendanaan, tetapi pada kecepatan eksekusi dan integrasi lintas kontraktor, terutama di sektor MEP (mekanikal, elektrikal, plumbing) dan pengadaan alat kesehatan,” jelas Sekretaris IMO Lampung, yang turut memantau proses proyek dari tahap awal.
Area Kritis yang Terancam
Beberapa faktor dianggap krusial dan berpotensi memperlambat penyelesaian proyek jika tidak segera diatasi:
-
Keterlambatan pengadaan alat long-lead seperti instalasi HVAC, panel listrik, dan sistem medis.
-
Koordinasi antar kontraktor sub-pekerjaan yang belum optimal, terutama antara struktur dan interior.
-
Kondisi cuaca ekstrem di akhir tahun yang menghambat pekerjaan luar ruangan.
-
SDM teknis terbatas, terutama di bidang commissioning dan uji fungsi alat kesehatan.
IMO Lampung juga mencatat bahwa sebagian pekerjaan finishing dan instalasi MEP masih tumpang tindih, sehingga berpotensi menyebabkan rework (pekerjaan ulang) bila pengawasan tidak diperketat.
Dorongan IMO Lampung: Percepatan Terpadu dan Transparan
Sebagai organisasi media berbasis data dan advokasi publik, IMO Lampung menekankan perlunya langkah percepatan terpadu yang melibatkan Tim Khusus Percepatan Proyek RSPTN Unila, dengan monitoring harian dan keterlibatan aktif pihak universitas.
Rekomendasi IMO Lampung antara lain:
-
Menetapkan dua shift kerja di seluruh area utama mulai November 2025.
-
Membentuk Task Force MEP dan Pengadaan Alat Kesehatan untuk memotong waktu tunggu distribusi.
-
Melaksanakan overlap pekerjaan finishing dan commissioning agar tidak terjadi bottleneck waktu.
-
Meningkatkan transparansi pelaporan progres proyek melalui publikasi kurva-S mingguan kepada publik.
“Transparansi dan percepatan harus berjalan beriringan. Publik berhak tahu sejauh mana proyek nasional ini bergerak, karena dampaknya akan langsung dirasakan masyarakat Lampung,” tegas Ketua IMO Lampung.
RSPTN Unila: Harapan Baru bagi Lampung
Proyek RSPTN Unila, yang didanai melalui skema Asian Development Bank (ADB) lewat program Higher Education for Technology and Innovation (HETI), ditargetkan menjadi rumah sakit pendidikan rujukan utama di wilayah Sumatera bagian Selatan.
RSPTN Unila akan melayani kebutuhan riset medis, pendidikan kedokteran, serta layanan kesehatan masyarakat secara terpadu.
IMO Lampung menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal dan mempublikasikan perkembangan proyek ini secara periodik, guna memastikan akuntabilitas dan efektivitas penggunaan anggaran negara berjalan sesuai jadwal dan manfaat.
IMO Indonesia Provinsi Lampung mengajak seluruh pihak — dari pemerintah daerah, Universitas Lampung, hingga kontraktor pelaksana — untuk berkomitmen mempercepat penyelesaian proyek tanpa mengorbankan mutu dan keselamatan kerja.
“Ini bukan sekadar proyek fisik, tetapi investasi masa depan Lampung dalam kesehatan dan pendidikan tinggi,” tutup Sekretaris IMO Lampung dalam pernyataan resminya.
Komentar